vivi

vivi

Rabu, 15 Oktober 2014

My First Love

berawal dari persahabatan yang ku jalani sejaak aku berumur 4 tahun
dimana persahabatan itu timbul dari kepolosan seorang anak
walau tidak selalu berjumpa karna rumah kami berjauhan namun persahabatn itu tetap terjalin karna rumah spupunya berdekatan dengan rumahku
seperti kebanyakan seorang teman laki-laki, dia sangat jahil, tidak bisa diajak berkompromi, setiap bermain pasti curang, terkadang dia  membuatku kesal dan marah.
dan seperti kebanyakan anak kecil,, kami juga sering bertengkar walau akhirnya kembali bermain bersama, pada saat itu semua terasa indah


ketika aku berumur 8 tahun orang tua ku memutuskan untuk pindah rumah,
walaupun tidak terlalu jauh dari tempat tinggal ku yang dulu, namun pindahnya aku dari kediaman yang sangat ku  sayangi itu cukup membuat ku sedih
namun itu tidak membuat persahabatan kami putus walau kami lebih jarang berjumpa,
ketika aku duduk dikelas 6 SD persahabat kami makin merenggang ketika sebut saja tnte "E" yaitu mama nya meninggal dunia dan papanya menikah lagi. itulah alasan dia untuk tidak lagi berkunjung kerumah spupunya karna itu adalah keluarga dari mamanya.

selang beberapa waktu hingga aku baru saja duduk dikelas 2 SMP. tuhan pun kembali mempertemukan kami dipernikahan kakak sepupunya.
pertemuan yang aku harapkan itu, berjalan cukup lancar walaupun pada awalnya aku dan dia agak sedikit canggung karna kami sudah lama tidak berjumpa sampai akhirnya ia mengatakan cinta kepadaku didepan "A" spupunya yang kebetulan ada disebelahnya. pernyataan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya itu membuat aku terdiam. dia pun hanya menatapku dan kembali bertanya "mau gk?". "TIDAK!!!" jawabku.entah apa yang ada difikiranku namun aku merasa diotakku hanya ada kata-kata itu.
dan semenjak itu aku tidak pernah lagi bertemu dengannya.
walau aku tidak begitu memikirkannya namun aku belum bisa melupakan kejadian itu. dan itu yang membuat ku menutup hati dari yang lain. sampai aku duduk di bangku sekolah menengah atas aku bertemu dengan seseorang yang sama sekali tidak ku sukai namun karna suaatu perjanjian dengan temanku yaitu sebuah taruhan aku pun dengan terpaksa menerima sii cowok brondong itu.
entah apa yang kufikirkan pada saat itu, sampai-sampai aku sanggup melewati setengah tahun bersamaanya tanpa cinta, namun yang aku tau dia sangat memperjuangkan hubungan yang sangat tidak harmonis itu karna dia pun tau bahwa aku hanya terpaksa menerima cintanya.
sampai ahirnya kami mengakhiri hubungan itu karna ayah ku tidak menyukainya.
namun semua it tidak membuatnya patah arah, dengan tulus ia menanti untuk kembali kepadaku. deraian air hujan menjadi saksi bisu ketika ia meminta ku tuk kembali menjalin hubungan dengannya lagi. dengan sabar ia berusaha memperjuangkan cinta sepihaknya. jujur aku mulai luluh dengan keteguhan hatinya. namun ketika aku menatap mata kedua orang tuaku. keinginan tuk memberi kesempatan kepadanya hilang begitu saja.
sampai suatu malam menjelang ramandhan aku bertemu dengan seorang lelaki. lelaki yang sudah lama sekali tak pernah ku lihat. sebuah senyuman manis darinya yang membuatku sadar bahwa dia orang yang selama ini dihatiku. cinta pertamaku.